Pemanfaatan Aplikasi untuk Program Pencegahan Akses Rokok bagi Anak-Anak
Sampoerna mengadakan publikasi program Penjagaan Akses Pembelian Rokok oleh Anak-Anak (PAPRA) secara virtual lewat program AYO SRC dan kelas online.
Program AYO SRC berisi materi publikasi yang direncanakan berbentuk audio-visual. Tidak itu saja, materi diberi secara periodik saat Sampoerna lakukan kelas online.
Berdasarkan penjelasan perusahaan, lebih dari 130.000 toko kelontong yang bergabung dalam Sampoerna Ritel Community terjebak di program ini.
pengertian bermain togel secara online Direktur Sampoerna Elvira Lianita menyebutkan wabah Covid-19 tidak jadi penghambat untuk memberikan dukungan usaha pemerintahan lakukan publikasi Ketentuan Pemerintahan No 109/2012 yang larang akses beberapa anak di bawah 18 tahun pada produk tembakau.
"Persoalan perokok anak adalah tanggung jawab semua pihak terhitung penopang kebutuhan di industri hasil tembakau, diantaranya pabrikasi. Di tahun ini, kami lakukan publikasi dengan manfaatkan tehnologi lewat program AYO SRC untuk mencapai pemilik SRC di semua Indonesia," kata Elvira.
Melalui program ini diinginkan kesadaran warga berkenaan larangan pemasaran rokok ke beberapa anak akan bertambah. Disamping itu, Elvira mengharap program ini dikerjakan dan disokong secara berkaitan, lewat peranan seluruh penopang kebutuhan berkaitan.
Kecuali publikasi secara virtual, Sampoerna masih membagikan materi publikasi, seperti poster dan stiker, ke beberapa toko kelontong yang bergabung ke dalam SRC.
Salah seorang peserta, Roni yang disebut pemilik toko kelontong SRC Jabal Tari di Jakarta, memandang publikasi virtual ini masih berjalan efisien dan mengena. Ditambah, menurutnya, akses materi publikasi bisa dijangkau dimana dan kapan saja.
"Materi yang dikatakan secara virtual bagus sekali dan gampang dipahami," kata Roni.
Saat itu, Yedi, pemilik toko kelontong SRC Rizki Astapati di Bogor, menjelaskan, publikasi itu secara stabil mengingatinya tidak untuk jual produk tembakau ke beberapa anak berumur di bawah 18 tahun.
"Saya sepakat jika beberapa anak di bawah 18 tahun jangan mempunyai akses pada rokok," tutur Yedi.